Mari Berbagi

Pages

  • Lyrics
  • Home

About Me

Foto Saya
all of about indah
Saya suka banget dengan dunia hiburan..karna di sana kita bisa menumpahkan segala rasa yang ada.. saya sangat suka menyanyi,jadi di blog saya ini mencoba berbagi dengan kamu semuanya.lirik lagu dan semua yang berhubungan dengan dunia hiburan..
Lihat profil lengkapku

Popular

Blogger komuniti

1

Your website value?

Introduction

Welcome to my blog friends.. Hopely you can enjoyed with my blog.Maaf kalau blog nya berantakan,mohon dikasih saran yah. Thank you Friends.
MENERIMA PEMASANGAN IKLAN BARNER DAN TEXT,JIKA BERMINAT LANGSUNG HUB. 085761215982. TERIMAKASIH
RSS Feed Email Subscription Add to Technorati Favorites
TIPS »

Menjadi Pemimpin Yang Rendah Hati

Menjadi Pemimpin Rendah Hati
Penulis : Eko Jalu Santoso ( Profil Penulis )
"Setelah diumumkan pengangkatannya menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz kemudian menyendiri di rumahnya dan beliaupun tak mau keluar menemui seseorang. Dalam kesendirian itu, beliau menghabiskan waktu dengan bertafakkur, berdzikir, dan berdoa kepada Tuhan. Pengangkatannya sebagai Khalifah atau pemimpin tidak disambutnya dengan pesta kemenangan, tetapi justru dengan melakukan introspeksi diri.

Tiga hari kemudian barulah beliau keluar rumah. Para pengawal menyambutnya, hendak memberi hormat. Umar malah mencegahnya. "Kalian jangan memulai salam kepadaku, bahkan salam itu kewajiban saya kepada kalian."  Itulah perintah pertama Khalifah kepada pengawal-pengawalnya.

Ketika Khalifah Umar datang dalam pertemuan dengan para pembesar negeri, para tokoh masyarakat dan hadirin yang telah menunggunya terdiam dan serentak bangkit berdiri memberi hormat kepada Khalifah Umar. Apa kata beliau?  "Wahai sekalian manusia, jika kalian berdiri, saya pun berdiri. Jika kalian duduk, saya pun duduk. Manusia itu sebenarnya hanya berhak
berdiri di hadapan Rabbul-'Alamin."

Itulah yang dikatakan pertama kali Khalifah Umar kepada umat yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin Khalifah Umar bisa dengan mudah mendapatkan penghormatan dan kemewahan. Namun, ternyata Umar tidak serta merta meneruskan budaya kepemimpinan yang sebenarnya menguntungkannya dirinya secara pribadi itu. Beliau tak mau dihormati berlebihan, melainkan
memilih sikap rendah hati dan sederhana dalam memimpin umatnya. Hasilnya, kepemimpinannya dikenang dengan penuh rasa hormat dan mewariskan nilai-nilai kebajikan.

Seorang pemimpin dalam bidang apapun, apakah dalam bisnis, pemerintahan, mayarakat maupun lainnya, sebaiknya menyadari bahwa kedudukan dan jabatan yang disandangnya sesungguhnya adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, baik kepada anggota yang dipimpinnya maupun kepada Tuhan. Maka ketika berhasil menduduki posisi pimpinan, apakah dalam pemerintahan, Bisnis, masyarakat, maupun organisasi lainnya, sebaiknya tidak melalaikan amanah sebagai pemimpin yang melayani anggota dan masyarakat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin, perlu mengembangkan sikap kepemimpinan yang melayani atau dalam istilahnya sekarang adalah "servant leader" .

Sayangnya dewasa ini banyak sekali pemimpin yang kurang  menyadari amanahnya dan lebih berorientasi pada tujuan pragmatisme dan nilai-nilai kemewahan seperti mengejar harta kekayaan. Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai kemewahan dan materialisme, akan cenderung dikendalikan oleh nafsu dan ego pribadinya. Maka tidak heran ketika sedang memegang kekuasaan, yang dipikirkan adalah apa yang dapat diambil dengan posisinya saat ini, apa yang
dapat diperoleh bagi keuntungannya dari orang lain, bukan bertanya apa kebaikan yang dapat diberikan pada orang lain.

Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai materialisme dan kemewahan duniawi, cenderung mudah menyalahgunakan kekuasaan untuk tujuan kepentingan pribadinya, untuk tujuan kekayaan harta. Bagaimana akhir kehidupan mereka? Banyak diantara mereka yang masa tuanya tidak hidup damai, malah gundah gulana karena dijerat hukum. Karena sesungguhnya meraih kemuliaan dengan dibungkus materi hanyalah semu dan tipuan belaka.

Pemimpin seperti ini menganggap bahwa melayani orang lain dirasakan sebagai suatu kerendahan baginya, seolah yang harus melakukan adalah orang-orang rendahan. Padahal melayani inilah sesungguhnya misi mulia yang sebenarnya diamanahkan Allah kepada setiap hamba-Nya yang hidup di dunia ini, sebagai "Khalifah" di bumi.

Menjadi pemimpin yang rendah hati dan mengedepankan kesederhanaan adalah landasan bagi keberhasilan yang penuh makna. Dalam dunia bisnis misalnya, kita dapat belajar dari para pemimpin bisnis atau CEO dunia seperti Konosuke Matsushita, Soichiro Honda, Anita Rhodick dan lainnya. Dalam kehidupan kita mengenal para pelopor kehidupan seperti Mahadma Gandhi, Bunda Therea, Imam Al-Gazali dan lain sebagainya. Mendengar nama-nama mereka semua sungguh
menggetarkan hati kita semua. Apakah mereka semuanya berhasil karena kepemimpinan dengan kemewahannya ? Belajar dari kisah sukses mereka, kita akan menemukan sikap yang rendah hati, sikap sederhana dan senang melayani orang lain. Mereka senang mengabdikan hidupnya untuk melayani dan menyumbangkan hartanya untuk kemanusiaan. Kebajikan yang diwariskan dari
kepemimpinan menjadikan nama-nama mereka dikenang harum sampai sekarang.

Memang tidak mudah untuk selalu rendah hati dan memiliki mentalitas melayani dari hati. Apalagi kalau kita memiliki kedudukan sebagai eksekutif, CEO, pemimpin Bisnis, pemimpin pemerintahan, pemimpin masyarakat atau pemimpimpin lainnya yang memiliki kesempatan dilayani dengan kemewahan yang terbuka di depan mata. Kalau manusia terjebak pada dorongan memperturutkan kepentingan nafsu duniawi dan egoisme pribadi semata, pasti akan mementingkan kepentingan sendiri dan maunya justru dilayani dengan kemewahannya.


Seorang pemimpin yang rendah hati dalam bekerja ia akan senantiasa berpikir bagaimana dapat mensejahterakan anggota yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik dapat menjadi teladan dan menginspirasi anggotanya untuk mengembangkan nilai-nilai pelayanan dari dalam hati. Sehingga anggota organisasipun dalam bekerja juga berpikir bagaimana bisa memberikan layanan terbaik, memberikan kontribusi terbaik melalui peran pekerjaannya dalam organisasinya. Karena setiap orang yang melayani dengan ikhlas berarti telah berpartisipasi menebar rahmat ke seluruh alam. Itulah tugas terhormat seorang pemimpin.

Menjadi pemimpin yang rendah hati memerlukan kesadaran kita untuk mau melakukan transformasi diri dengan mengubah pusat diri yang sebelumnya egoisme dan hawa nafsu, diganti dengan kebeningan hati nurani. SEMOGA BERMANFAAT !

Paylaş |

0 comments »

Sesini duyur!

Terimakasih atas komentar nya.. terimakasih sudah mau mengunjungi blog saya,salam kenal semuanya ^__^

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Label

  • ABOUT LINK (3)
  • BUSINESS (25)
  • CERITA (26)
  • CURHAT KU (74)
  • DI KONTRAK KAN (1)
  • DOWNLOAD (44)
  • Entertainment (5)
  • FRIEND COMMENT (56)
  • HEALTH (3)
  • Kumpulan Do'a (38)
  • LYRICS (68)
  • PUISI (5)
  • Resep (18)
  • Tanya Jawab (2)
  • TIPS (73)
  • Tips Blogger (27)
  • www.StafaBand.info (1)

LOGO

Mayumi Itsuwa - Kokoro No Tomo lyrics

ANATA KARA KURUSHIMI O UBAETA SONO TOKI
WATASHI NIMO IKITEYUKU YUUKI NGA WAITE KURU
ANATA TO DEAU MADE WA KODOKU NA SASURAI-BITO
SONO TE NO NUKUMORI O KANJI SASETE

AI WA ITSUMO RARABAI
TABI NI TSUKARETA TOKI
TADA KOKORO NO TOMO TO
WATASHI O YONDE

SHINJIAU KOTO SAE DOKOKA NI WASURETE
HITO WA NAZE SU'NGITA HI NO SHIAWASE OIKAKERU
SHISUKA NI MABUTA TOJITE KOKORO NO DOA O HIRAKI
WATASHI O TSUKANDARA NAMIDA HUITE

AI WA ITSUMO RARABAI
ANATA NGA YOWAI TOKI
TADA KOKORO NO TOMO TO
WATASHI O YONDE

AI WA ITSUMO RARABAI
TABI NI TSUKARETA TOKI
TADA KOKORO NO TOMO TO
WATASHI O YONDE



Lyrics | Mayumi Itsuwa lyrics - Kokoro No Tomo lyrics
Malaysia Free Backlink ServicesFree Promotion LinkFree Smart Automatic BacklinkMAJLIS LINK: Do Follow BacklinkLink Portal Teks TVAutoBacklinkGratisjapanese instant free backlink Free Plugboard Link Banner ButtonFree Automatic Backlink Service Pasang Iklan Di Bayar Bisnis 100% Tanpa Modal AOL Users adf.ly - shorten links and earn money! SAINSTAWA

Followers

TOTAL POST AND COMENTS

get this

FOLLOW ME ON TWITTER

PENGUNJUNG

Free Counter

YUK SMS GRATIS

VANIA SAHIRA

VANIA SAHIRA
My little sister, so cute

wedding party

wedding party

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

last moment

last moment
JADIKAN SEMUA HAL YANG ADA SEBAGAI MOTIVATOR DALAM HIDUP MU BANYAK LAH ENGKAU BERSYUKUR NISCAYA AKAN BANYAK PULA RIZKI YANG AKAN DI BERIKAN OLEH ALLAH SWT KEPADA MU

Blogger Tips

Mercedes Benz Mobil Mewah Terbaik Indonesia

Blogger Themes

Aplication

Recent Readers

Diberdayakan oleh Blogger.

Live Traffic Feed

Site Sponsor

Cari Blog Ini

NEON BOX

Jumat, 15 Juli 2011
In: TIPS

Menjadi Pemimpin Yang Rendah Hati

Menjadi Pemimpin Rendah Hati
Penulis : Eko Jalu Santoso ( Profil Penulis )
"Setelah diumumkan pengangkatannya menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz kemudian menyendiri di rumahnya dan beliaupun tak mau keluar menemui seseorang. Dalam kesendirian itu, beliau menghabiskan waktu dengan bertafakkur, berdzikir, dan berdoa kepada Tuhan. Pengangkatannya sebagai Khalifah atau pemimpin tidak disambutnya dengan pesta kemenangan, tetapi justru dengan melakukan introspeksi diri.

Tiga hari kemudian barulah beliau keluar rumah. Para pengawal menyambutnya, hendak memberi hormat. Umar malah mencegahnya. "Kalian jangan memulai salam kepadaku, bahkan salam itu kewajiban saya kepada kalian."  Itulah perintah pertama Khalifah kepada pengawal-pengawalnya.

Ketika Khalifah Umar datang dalam pertemuan dengan para pembesar negeri, para tokoh masyarakat dan hadirin yang telah menunggunya terdiam dan serentak bangkit berdiri memberi hormat kepada Khalifah Umar. Apa kata beliau?  "Wahai sekalian manusia, jika kalian berdiri, saya pun berdiri. Jika kalian duduk, saya pun duduk. Manusia itu sebenarnya hanya berhak
berdiri di hadapan Rabbul-'Alamin."

Itulah yang dikatakan pertama kali Khalifah Umar kepada umat yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin Khalifah Umar bisa dengan mudah mendapatkan penghormatan dan kemewahan. Namun, ternyata Umar tidak serta merta meneruskan budaya kepemimpinan yang sebenarnya menguntungkannya dirinya secara pribadi itu. Beliau tak mau dihormati berlebihan, melainkan
memilih sikap rendah hati dan sederhana dalam memimpin umatnya. Hasilnya, kepemimpinannya dikenang dengan penuh rasa hormat dan mewariskan nilai-nilai kebajikan.

Seorang pemimpin dalam bidang apapun, apakah dalam bisnis, pemerintahan, mayarakat maupun lainnya, sebaiknya menyadari bahwa kedudukan dan jabatan yang disandangnya sesungguhnya adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, baik kepada anggota yang dipimpinnya maupun kepada Tuhan. Maka ketika berhasil menduduki posisi pimpinan, apakah dalam pemerintahan, Bisnis, masyarakat, maupun organisasi lainnya, sebaiknya tidak melalaikan amanah sebagai pemimpin yang melayani anggota dan masyarakat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin, perlu mengembangkan sikap kepemimpinan yang melayani atau dalam istilahnya sekarang adalah "servant leader" .

Sayangnya dewasa ini banyak sekali pemimpin yang kurang  menyadari amanahnya dan lebih berorientasi pada tujuan pragmatisme dan nilai-nilai kemewahan seperti mengejar harta kekayaan. Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai kemewahan dan materialisme, akan cenderung dikendalikan oleh nafsu dan ego pribadinya. Maka tidak heran ketika sedang memegang kekuasaan, yang dipikirkan adalah apa yang dapat diambil dengan posisinya saat ini, apa yang
dapat diperoleh bagi keuntungannya dari orang lain, bukan bertanya apa kebaikan yang dapat diberikan pada orang lain.

Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai materialisme dan kemewahan duniawi, cenderung mudah menyalahgunakan kekuasaan untuk tujuan kepentingan pribadinya, untuk tujuan kekayaan harta. Bagaimana akhir kehidupan mereka? Banyak diantara mereka yang masa tuanya tidak hidup damai, malah gundah gulana karena dijerat hukum. Karena sesungguhnya meraih kemuliaan dengan dibungkus materi hanyalah semu dan tipuan belaka.

Pemimpin seperti ini menganggap bahwa melayani orang lain dirasakan sebagai suatu kerendahan baginya, seolah yang harus melakukan adalah orang-orang rendahan. Padahal melayani inilah sesungguhnya misi mulia yang sebenarnya diamanahkan Allah kepada setiap hamba-Nya yang hidup di dunia ini, sebagai "Khalifah" di bumi.

Menjadi pemimpin yang rendah hati dan mengedepankan kesederhanaan adalah landasan bagi keberhasilan yang penuh makna. Dalam dunia bisnis misalnya, kita dapat belajar dari para pemimpin bisnis atau CEO dunia seperti Konosuke Matsushita, Soichiro Honda, Anita Rhodick dan lainnya. Dalam kehidupan kita mengenal para pelopor kehidupan seperti Mahadma Gandhi, Bunda Therea, Imam Al-Gazali dan lain sebagainya. Mendengar nama-nama mereka semua sungguh
menggetarkan hati kita semua. Apakah mereka semuanya berhasil karena kepemimpinan dengan kemewahannya ? Belajar dari kisah sukses mereka, kita akan menemukan sikap yang rendah hati, sikap sederhana dan senang melayani orang lain. Mereka senang mengabdikan hidupnya untuk melayani dan menyumbangkan hartanya untuk kemanusiaan. Kebajikan yang diwariskan dari
kepemimpinan menjadikan nama-nama mereka dikenang harum sampai sekarang.

Memang tidak mudah untuk selalu rendah hati dan memiliki mentalitas melayani dari hati. Apalagi kalau kita memiliki kedudukan sebagai eksekutif, CEO, pemimpin Bisnis, pemimpin pemerintahan, pemimpin masyarakat atau pemimpimpin lainnya yang memiliki kesempatan dilayani dengan kemewahan yang terbuka di depan mata. Kalau manusia terjebak pada dorongan memperturutkan kepentingan nafsu duniawi dan egoisme pribadi semata, pasti akan mementingkan kepentingan sendiri dan maunya justru dilayani dengan kemewahannya.


Seorang pemimpin yang rendah hati dalam bekerja ia akan senantiasa berpikir bagaimana dapat mensejahterakan anggota yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik dapat menjadi teladan dan menginspirasi anggotanya untuk mengembangkan nilai-nilai pelayanan dari dalam hati. Sehingga anggota organisasipun dalam bekerja juga berpikir bagaimana bisa memberikan layanan terbaik, memberikan kontribusi terbaik melalui peran pekerjaannya dalam organisasinya. Karena setiap orang yang melayani dengan ikhlas berarti telah berpartisipasi menebar rahmat ke seluruh alam. Itulah tugas terhormat seorang pemimpin.

Menjadi pemimpin yang rendah hati memerlukan kesadaran kita untuk mau melakukan transformasi diri dengan mengubah pusat diri yang sebelumnya egoisme dan hawa nafsu, diganti dengan kebeningan hati nurani. SEMOGA BERMANFAAT !

Posted by all of about indah at 03.33
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 comments:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar nya.. terimakasih sudah mau mengunjungi blog saya,salam kenal semuanya ^__^

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
@ 2011 Mari Berbagi; Many thanks to: Blogger Templates / blog Design Company / SEO / free template Blog